Sunday, December 11, 2005

tentang Sihir Perempuan

Buku: Sihir Perempuan
Penulis: Intan Paramadhita
Penerbit: Kata Kita
Cetakan Pertama: Mei, 2005
Tebal: 150 halaman


sebenarnya sudah sebulan lebih saya selesai membacanya. dan beberapa hari lalu, saya baca lagi. buku yang bagus. kumpulan cerpen, tentang perempuan dan perempuan. cara pengarangnya mengeksploitasi perempuan dari segala sisi sangat menarik. melihat feminisme dan menguraikannya dari sisi yang gothic. diceritakan dengan media alam lain, jalan cerita horor yang mencekam, tapi dibalik itu, tersembuyi suatu pesan yang ingin disampaikan. melihat wanita dari sisi lain selain ketidak-berdayaan dan kelemah-lembutan yang telah melekat pada dirinya. keinginan wanita untuk dilihat seutuhnya, apa adanya, tidak hanya dalam bentuk kepura-puraan akibat hukum tak tertulis bernama patriarki, ataupun terbebas dari rambu yang dibuat oleh keakuan lelaki.

.....
Ibuku menyodori pisau, “Potong jari kakimu. Kelak jika kau jadi ratu, kau tak akan terlalu banyak berjalan. Jadi kau tak membutuhkannya.” Maka kuambil pisau itu dan kugigit bibirku saat aku berusaha memutuskan ibu jari kakiku. Kubuang bagian kecil tubuhku itu ke tempat sampah untuk menjadi santapan anjing. Kini kusadari, Nak, dunia ini memang penuh dengan sepatu kekecilan yang hanya menerima orang-orang termutilasi. ~Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari~
.....
Aku perempuan berstrategi. Sebutkan saja tokoh apa yang harus kuperankan, dan aku akan membuat diriku percaya sepenuhnya bahwa aku memang dia. Ecting is Believing, demikian tertera pada sampul depan sebuah buku.
Penonton tidak perlu tahu apa yang terjadi dibalik panggung, bukan? ~Mobil Jenazah~
.....
Tanaman, khususnya bunga-bunga, tidak hidup tahan lama. Maka kita harus memanfaatkan setiap detik untuk merawat dan menyayanginya. Itu kau jelaskan dengan serius padaku. Kau juga bilang mawar bunga favoritmu. Ia begitu kuat. Katamu mawar sudah seharusnya berduri. Sebab ia jelita. Ia harus meindungi dirinya sendiri.~Mak Ipah dan Bunga-bunga~
.....
Darah adalah ketakutan. Kegilaan.
Mengapa kau begitu menyukai darah?
Suaramu serak dan pelan, begitu jauh, begitu purba, namun bisa kudengar kau berbisik,
Karena darah adalah hidup.
Sesederhana itu. ~Darah~
.....
Ya, perempuan itu. Rambutnya terurai, wajahnya penuh guratan pedih, matanya nyalang seperti bola api yang emnari-nari melumatkan siapapun yang menatap. Hantu perempuan yang memendam cinta, rindu, sakit, nafsu, amarah-memintal gairah pekat tanpa henti, tanpa selesai.~Pemintal Kegelapan~
.....
Aku tak percaya itu sebab, sebelum meninggal, Ibu pernah bercerita bahwa surga dan neraka sama gelapnya dengan bayang-bayang. Kadang-kadang mereka menghinggapi kepalamu seperti kupu, kadang-kadang hilang, dan tanpa perlu merasakan matipun mereka muncul silih berganti, begitu dekat dengan tarikan nafasmu. ~Darah~
.....


cerpen favorit saya ?
Pemintal Kegelapan & Mak Ipah dan Bunga-bunga.

No comments: