Friday, September 15, 2006

tentang mimpi, lelakiku.

Lalu bapakmu akan berkata, bintang tak pernah secantik tampakannya, tak sedekat yang kita duga. Ia cuma penghias panas malam para pemimpi. Tapi aku mau terbang. Aku mau menyentuh bintang. Jika ujung jariku melepuh, akan kubelah lima. Dan pulang dengan sepasang tangan berjari lima puluh.
[Cala Ibi - Nukila Amal]



entah berapa juta kata kukabarkan padamu, tentang mimpi mimpi di kepala yang enggan membeku. akan pagi yang merayu, bukan waktu yang memburu. secangkir kopi yang ditumbuk dengan alu, bukan lagi sudah bercampur susu. kicau burung yang tinggal menjadi masa lalu.

pun entah berapa bait puisi kutuliskan, atas kesedihan yang mendalam. terluka, itulah yang aku rasakan. seperti rajaman yang enggan menghilang. tidakkah kamu mampu merasakannya? kita memang sedang bercinta, tapi diluaran sana, banyak pula yang tak punya apa.

mungkin kausangka aku naif. mendamba akan kebahagian yang eksklusif. utopia. ketika semua terbentur pada realita. tapi lelakiku, tak taukah bahwa aku bisa membuatnya nyata. cinta memang tak pernah cukup untuk kita, ketika tiran masih saja merajalela.

dan semua ini, tak jauh ketika kita bicara tentang dua kepala. dua dunia. dan dua mimpi. tentang jembatan siasia yang terbangun diatas ego untuk saling mengerti. dan tudingan tudingan tak tau diri. aku tidak sedang terlupa, atau mengutuk sang Pencipta. aku hanya inginkan cinta, yang lebih luas dari biasanya.

maka lelakiku, ijinkan aku terbang. karena keliaran pikiran semakin jalang. tak apa dengan setengah sayap yang hilang, padamu aku mungkin akan pulang. akan kutuang kasih ke perut bintang. dan selanjutnya akan terbagi bersama terang.

**pada awal akhir pekan. apa kabarmu, nona-nona??

3 comments:

ramacreebo said...

*hugs*

dewgf said...

asyik tulisannya....
hei dew..terbang ajah kaleee...

Balung Gundul said...

bahkan setiap persimpangan memiliki paling tidak sebuah titik temu. masih ada harapan tuk temukan titik temu itu. biarkan aku menggantikan sebelah sayapmu, agar kita bisa terbang bersama.
hanyalah sebait kata2.... hanyalah sebait kata2....hanyalah sebait kata2....
*with love and all the hope left inside*