Saturday, April 25, 2009

satu paket tanggungjawab

keputusan untuk mengambil tanggung jawab akan seorang keponakan dari dua tahun lalu sepertinya tidak benar - benar dijalankan. selain mencukupi kebutuhan sekolah dan memastikan semua baik - baik saja, tidak ada lainnya yang dilakukan.

pembicaraan semalam, berkutat soal ebtanas, mata pelajaran dan keinginan untuk masuk smp yang sama dengan saya dulunya. terjadi beberapa kesalahpahaman, tepatnya ketidakpahaman gaya bahasa yang kami gunakan. empat belas tahun selisih masa diantara saya dan dia, semuanya telah berbeda. ebtanas telah berganti nama menjadi uasbn (dan kali ini saya setuju dengan seorang teman, indonesia tergila-gila dengan akronim), jumlah mata pelajaranpun sudah berbeda, dan mungkin standard untuk masuk ke sekolah lanjutan pun tak sama.

satu gap generasi, dan akhirnya membuat saya sedikit frustasi. bukan karena dia tidak memahami saya, tapi lebih karena saya tak memahami dunianya. saya yang tak melakukan apapun untuk tahu tentang dunianya, mengharapkan dia untuk bisa seperti saya. saya memaksa dia dengan dalih, dulu saya begitu.

dulu. saya. begitu.

berlebihan rasanya untuk meminta padanya melakukan hal yang saya lakukan, sesuatu yang bahkan dia lahirpun belum. jaman berubah. dan saya tidak pernah memelankan langkah hanya untuk menengok jamannya. bahkan ketika segala informasi dengan begitu mudahnya saya bisa dapatkan, tak pernah sekalipun saya mencoba mencari informasi untuknya.

ternyata ini semua memang bukan hanya soalan mencukupi kebutuhannya, menyekolahkannya pada sekolah yang layak, dan memastikan dia tak kekurangan apapun. tanggungjawab tak semudah apa yang telah saya ucapkan. bebarapa hal, bukan karena senilai uang.

Tuesday, April 21, 2009

mengekalkan ingatan

kukira memang manusia mempunyai kecenderungan untuk mengekalkan ingatan pada sesuatu.

buku misalnya.

maka ketika beberapa hari lalu kurapikan rak buku di kamar, itu serasa bernostalgia dengan rentetan potongan peristiwa yang tak terkait satu dan lainnya. ya, itu semacam bentuk hubungan eksklusive anatara aku dengan beberapa orang yang ingatan tentangnya tersimpan dalam bentuk sebuah buku.

mungkin serupa teresa dalam unbearable lightness-nya milan kundera, dimana dia selalu membawa buku anna karenina kemana - mana, sebagai sebuah pintu untuk berkomunikasi dengan individu lainnya. begitulah buku buatku. sedikit perbedaan dengan teresa, aku tak menggambarkan buku serupa gengsi atas status intelektual, meski pada akhirnya seleksi alam mengelompokkan manusia - manusia pecinta buku dalam satu komunitas.

dan untuk kedua kalinya, aku merasa begitu kehilangan ketika tak kutemukan satu buku pada deretan buku - buku lainnya. sajak lengkap goenawan mohamad 1961 - 2001. bukan buku yang menarik untuk dipinjam, bahkan kukira hanya aku saja yang menggemarinya. dan seringkali menjadi pilihan untuk teman perjalanan. kuhubungi beberapa teman hanya untuk meyakinkan tak ada seorangpun yang meminjamnya, dan memang begitu. buku itu raib begitu saja.

ini kehilangan kedua setelah sekian tahun yang lalu aku kehilangan buku berjudul hidup ini. tak banyak yang tau buku itu, pengarangnya seorang dosen universitas di surabaya. jangan tanya apa yang sudah kulakukan untuk mendapatkannya lagi, mulai dengan searching di internet, menghubungi penerbit dan mencoba mendapatkan kontak untuk pengarangnya sendiri. dan hasilnya nol. buku lama dan tidak mengalami cetak ulang. pemberinya adalah pacar pertama, teman sekelas waktu sma. sekarang sudah menikah, dan sudah punya anak yang berulang tahun sama denganku (kukira itu kutukan buatnya, hahaha).

untuk buku yang terakhir sepertinya lebih gampang untuk mencari penggantinya. aku sudah pesan ke salah satu toko buku online dan sedang dalam proses pencarian. semoga saja ada, kupikir penerbit tak mengeluarkan cetakan kedua untuk buku ini. semoga ada. pemberinya? seorang lelaki tentu saja, pacar kesekian entah aku lupa. *hai, hein! maap!* mungkin jika buku pengganti itu datang, tak kan sama dengan sebelumnya, tak ada lagi coretan tangan "jika aku masih disini", tapi setidaknya buku itu akan sedikit banyak mengekalkan ingatanku akannya.

mungkin sia - sia aku jika aku menepis kata - kata goenawan mohamad dalam salah satu puisinya yang kutuliskan disini. tapi, bukankah hidup adalah rangkaian percobaan yang mungkin diantaranya merupakan kesia-siaan.

waktu adalah mesin hitung, cintaku
jam berkeloneng dingin (seperti gaung)
di kota itu. angka-angka telah lama tahu:
bayangku akan hilang sebelum salju

sementara kau akan tetap jalan
(seperti kenyataan). sampai pada giliran.
mengaku, tiap kali daun jatuh di rambutmu:
"ternyata kenangan hanya perkara yang lucu"

tentu. tidak apa. kita tak memilih acara.
pada angin runcing dan warna musim kau juga
akan terbiasa. nasib telah begitu tertib.
pada lupa kita juga akan jadi karib.

Wednesday, April 15, 2009

teman seperjalanan



kukira relationship yang ideal adalah serupa teman seperjalanan. tentu bukan yang satu di depan dan yang lain di belakang, melainkan bersisi-sisian. bergandengan tangan tanpa ada yang memaksa yang satu turut dengan lainnya. masing - masing akan bertanggung jawab dengan dirinya, membantu yang lain ketika jatuh untuk kembali berjalan. menikmati setiap titik tanpa tergesa untuk segera sampai pada tujuan. toh pada akhirnya, pencapaian adalah bukan yang utama kan?

tapi lagi-lagi, ideal hanya ada di pikiran..

Tuesday, April 14, 2009

negeri asing satu malam



dan siapa kamu ketika tak seorangpun mengenalmu?


kamu akan terasing, sekaligus menyatu dengan keterasingan itu. karena kota dimana kamu pijakkan kaki bukanlah kota besar, dimana manusia - manusianya sudah menjadi asing untuk menyadari bahwa mereka terasing satu sama lainnya.

di kota ini, semua mata masih saja akan memandangmu, ada yang memeolototimu, dan yang lainnya mencuri pandang malu - malu. beberapa diantaranya berani untuk mempertanyakan maksud keberadaanmu, sedang lainnya mungkin hanya mencuri dengar sambil berlalu.

disini, pada perjalanan ini, kamu bisa menjadi siapa saja, toh kebenaran jawabanmu tak mempengaruhi apapun bukan? kamu bisa pura - pura menjadi mahasiswa, atau kamu bisa menjadi seorang musafir, hanya orang yang kebetulan mampir.

atau kamu menjadi bukan siapa - siapa.

ingatan tentangmu akan segera tersingkir. dengan waktu yang singkat, orang - orang tersebut belum sempat membuat ekspektasi - ekspektasi apapun padamu, dan kamu sudah menghilang dari kehidupan mereka. tanpa menyisakan sebuah pengulangan, sesuatu hanya terjadi sekali, maka tak akan ada kebosanan.

mereka mungkin bahkan belum sempat berfikir tentang keberadaanmu. lalu apa pedulimu?

toh pada akhirnya kamu tetap beranjak meninggalkan tempat itu, sebelum garam dan kiloan ikan menenggelamkanmu. membawa bau anyir lautan, dan ingatan, akan janji yang sudah terbayarkan.

*panarukan, perubahan memang tak terelakkan..

Thursday, April 09, 2009

perjalanan impulsif

apa yang akan kamu lakukan disana?

pertanyaan yang tidak selalu saya bisa jawab. kalaupun saya jawab, maka jawaban yang saya berikanpun berbeda - beda. mungkin saya menyepelekan lawan bicara saya, karena saya berpikir tidak semua memahami alasan saya kesana. dan saya malas untuk menjelaskan panjang lebar, apalagi saya sendiri tidak bisa benar - benar menjelaskan apa yang saya rasakan.

perasaan yang melompat - lompat setiap kali saya mendengar namanya.

yang saya tau pasti, saya memang harus kesana. katakanlah ini perjalanan yang impulsive, tanpa peta tanpa sebuah kematangan. bahkan mungkin, saya sendiri memang masih belum tahu pasti apa yang akan saya lakukan disana.

mungkin saya akan duduk - duduk di pelabuhan sambil memandang mercusuar yang teronggokkan, menunggu hingga matahari tenggelam. ditemani segelas kopi tubruk pedesaan. mungkin saya akan menenggelamkan kaki saya di pasir putihnya, hanya memandang ke depan dimana lautan luas terbentang, hal yang sebenarnya saya bisa lakukan disini. mungkin saya akan menyusuri setiap jalannya, mencoba menggoreskan keberadaan saya disitu, melawan arus bernama lupa. mungkin saya akan ke savannahnya, merebahkan badan disana, atau menari. merentangkan tangan selebar - lebarnya seakan saya sudah siap menyambut langit yang akan runtuh menimpa saya.

atau mungkin saya tidak akan melakukan apa - apa.

entah, saya tidak tahu apa yang menanti saya disana. tidak menutup kemungkinkan ekspektasi saya berlebihan. mungkin kenyataan yang akhirnya saya dapatkan berbeda sama sekali dengan apa yang saya bayangkan. mungkin saya tidak mendapatkan apapun. tapi, saya tak pernah mengetahuinya jika saya tak melangkahkan kaki kesana, bukan?

seorang teman berkata, mungkin perjalananmu adalah sebuah pelarian.

saya tak ingin membenarkan kata - katanya, sekaligus tak ingin menyangkal kepengecutan saya. yang saya tau, saya memang harus melakukan perjalanan ini. entah karena saya memang pengecut dengan melarikan diri, atau justru karena saya terlalu congkak untuk menantang sebuah ketidakpastian yang telah menanti saya.

Thursday, April 02, 2009

catatan untuk mengenang

a relationship still can be good even though it does not last forever. an expectation for a long term or even lifetime future could only ruin the good memories we have.


a dear friend of mine.

dan saya mengamininya.

menjadi bahagia, dan membuat catatan tentang apa yang ingin kita ingat adalah sebuah pilihan. saya kehilangan dan saya menjadi sedih, atau saya kehilangan dan saya memilih untuk merelakannya.

delapan bulan dan itu salah satu yang tertinggal untuk saya. membentuk saya yang mungkin berbeda dari sebelumnya.

saya tidak punya ekspektasi atas sebuah hubungan. katakanlah saya pesimis, tetapi ekspektasi hanya akan berujung kekecewaan. apa yang saya lakukan saat ini adalah menikmati apa yang ada. itu saja.

pertemuan, perpisahan, lahir, mati. hal - hal itu tak ubahnya hujan, bisa datang kapan saja, dan sering. meratapi sebuah kehilangan tak pernah bisa membuat hilang itu kembali, bukan? sedih memang bukan hal yang terlarang, tapi lagilai menjadi bahagia adalah sebuah pilihan.

maka disini saya, sedang menikmati semua kesenangan yang ada, memaksimalkan waktu yang saya punya, sebelum hal itu direnggut dari saya. tidak ada yang berlangsung selamanya, tidak ada. dan saya ingin mencatatkan kenangan yang kelak akan membuat saya tersenyum jika mengingatnya.

Wednesday, April 01, 2009

hanya soal deretan angka

kenapa orang - orang disini terlihat lebih muda dari umurnya?

karena disini kami bahagia.


penggalan percakapan semalam, sambil aku berkutat dengan kwitansi dan laporan keuangan yang seharusnya kamu selesaikan.

begitukah?, tanyamu.

iyah, memang begitu. karena kami bahagia.

mungkin kamu lupa, beberapa malam sebelumnya, sambil kita bercakap - cakap di tengah bisingnya legian, pada pertemuan pertama. kukatakan padamu,

disini kebahagiaan itu murah. setidaknya buatku.

seperti malam itu, kita berjalan kaki menyusuri pantai. mampir ke toko 24 jam untuk sebotol bir. berhenti sejenak melihat ombak dan berpasang pemudi yang sedang kencan. hampir tengah malam, tapi kuta memang tak pernah padam. selalu saja ada yang terjaga, entah hanya untuk sebotol bir seperti kita, atau menenggelamkan diri di tengah musik yang hingar bingarnya memekakkan telinga.

bergabung untuk segelas tequila slammer atau segelas arak murahan adalah sebuah pilihan.

sama halnya dengan tempat - tempat hiburan yang berceceran di sepanjang jalan dan gang - gang sempit berbau comberan. lengkap dnegan wanita - wanita bergaun malam dan lelaki - lelaki yang hanya bercelana pendek atau malah justru bertelanjang dada. toko 24 jam yang terasnya tak pernah sepi, oleh pemuda-pemuda yang cekikikan.

dan berada di antara hingar bingar klub malam yang menguras uang, atau hanya duduk - duduk bermodal uang lima ribuan pun adalah sebuah pilihan.

juga tentang pantai yang bertebaran dimana - mana. tentang gunung. hujan. atau sekedar bangku panjang untuk melepas lelah dari sebuah perjalanan. dan disini waktu berjalan lebih lambat dibanding kotamu.

kami masih sempat sekedar duduk - duduk menikmati segelas kopi sepulang kerja, atau rujakan di pantai kuta membaur dengan bergerombol orang disana. kami masih sempat untuk berkumpul makan pizza sambil bercakap tentang apa saja. dan kami punya banyak sekali waktu untuk bertemu orang - orang menyenangkan dan tertawa - tawa.

disini kami masih menjadi manusia.