Monday, December 12, 2011

merindukan perjalanan



:untuk hanny

aku selalu bergetar setiap kali membaca catatanmu. pada kota - kota, pada benda - benda, juga pada orang - orang yang bahkan namanyapun mungkin tak pernah kamu tahu. semuanya begitu runut, semuanya berurut. seperti rangkaian puzzle dan permainan rubik yang dimainkan seorang teman di malam ketika aku berada di teras kantor kehujanan.

manis. melarutkan. hingga akhirnya aku tanpa sadar telah terjerat di pusaran perasaan yang teraduk - aduk menyakitkan. antara perasaan iri, dan melankolia yang begitu menyesakkan dada.

perjalanan. ya, perjalanan tak pernah gagal untuk menyeretku beranjak dari tempat dimana aku sedang berada. pun hanya ketika membaca ceritamu.

bau aspal, secangkir kopi di tempat asing, dan sepatu butut yang telah lama bertengger di raknya. catatan akan kota- kota, flaneur, dan imajinasi yang tak pernah mati. yang lebih lagi, kerinduan untuk menyatu dengan diri sendiri ketika disitu tak ada siapapun, atau apapun yang dimiliki.

lalu perlahan aku akan menggoreskan pena, mengabadikan kenangan seperti yang kamu punya. cerita untuk setiap kota. segaris wajah yang mungkin segera kita lupa, hanya saja hangat senyumnya selalu tertinggal di dada. selalu saja begitu. tak pernah ada yang benar - benar berhenti, tapi ada saja yang tertinggal ya? mungkin seperti itu pula kenangan, bukan gambaran yang bisa kita kenang kemudian. tapi ingatan akan sebuah peristiwa, menghadirkan perasaan hangat dan mungkin juga kerinduan.

dan perjalanan selalu saja menggoda dan menarik - narik untuk kita berturut serta bukan?