Thursday, November 17, 2005

tentang perbedaan [iman]

kemenuh, gianyar. bulan purnama setelah gerimis. rabu.
kamu. rindu


- kenapa Tuhan ciptain kita(semua yang ada di dunia ini) dengan segala perbedaanya?
- kenapa ada batas2 yang ga bisa gw langkahin dengan alasan perbedaan?
- dan kenapa seringkali orang terjebak oleh perbedaan?
+ menurut gw,Tuhan ituh.. ciptain perbedaan.. biar dunia ga membosankan , biar saling melengkapi.. dan juga..untuk membuat takdir tiap orang beda


itu posting yang diambil dari sini. pikiran saya beberapa waktu lalu. sedari kecil, saya sudah lumayan akrab dengan yang namanya perbedaan. kaka saya, mbak Idar dan keluarganya, beragama Kristen. saya inget, pas dia dan keluarganya masih tinggal serumah dengan ortu, kami merayakan Natal dan juga Lebaran. Keasyikan tersendiri setiap kali Natal menjelang, entah berebut untuk menghias pohon Natal, atau bungkusin kado untuk ditukarkan. Bahkan saya pernah menghabiskan malam taon baru dengan misa di gereja. Lalu pada saat Lebaran menjelang, kami bersama2 menyiapkan tetek bengek nya, ntar dari nge cat rumah [kami masih ikutan tradisi untuk men-cat rumah jika Lebaran tiba], lalu bersih2, bikin kue, ribut memilih menu apa untuk Lebaran nanti, de el el..de el el

saya sudah lumayan akrab dengan yang namanya perbedaan. ketika saya memutuskan untuk ke Bali, saya tahu saya akan meghadapi perbedaan dalam skala yang lebih besar. apalagi ketika saya memutuskan untuk masuk ke SMA Kristen. Disini, saya belajar agama kristen teoritis selama 2 taon, sehingga saya mengenal tentang bible, dan cerita2 laen nya. taon terakhir, krn tuntutan dari masyarakat, akhirnya sekolah kami mengajarkan pelajaran agama berdasarkan kepercayaan masing2. dan yang lucu, nilai agama saya dari kelas 1 sampe 2, jauh lebih bagus dibanding dengan nilai agama kelas 3. He he

dan saya semakin akrab dnegan perbedaan. ketika saya mejalin relationship dengan seseorang, keseringan juga kami tidak seiman, tapi kami tak pernah sekalipun ribut tentang hal ini. saya terbiasa mengantarkan nya ke Pura dan sembahyang, dan tak jarang saya pun diantarkan ke masjid, atau sekedar ditemani sahur dan buka puasa. saya belajar me-jejaritan, meskipun saya tak tahu gimana bikin banten, tapi setidaknya saya tahu gimana membuat canang ceper dan segehan.

dan saya tetap akrab dengan perbedaan. ketika saya, dan teman se-geng berkhayal tentang pernikahan kami yang akan diseggelarakan di Puja Mandala. Itu lho, suatu kawasan peribadatan di Nusa Dua, deket kampus STP, dimana disitu ada masjid, lalu gereja, katedral, pura dan vihara. Ha ha..lengkap buat kami.

dan saya masih akrab dengan perbedaan. ketika kemaren, pulang kerja, setelah kelar sholat, saya ambil kebaya coklat, kamen item, dan selendang dari lemari saya. oya, saya sudah lumayan mahir untuk me-kamen sendiri, hanya sesekali ayu bantu untuk rapiin. sedikit sapuan bedak dan lipstik, dan yeap..saya sudah siap untuk ke kemenuh, sebuah desa di Gianyar, dimana ayu berasal, untuk bersembahyang. membatalkan meeting rotary ma bagus di sofitel, mengabaikan perdana Harry Potter 4 di Galeria, menolak halus ajakan kencan seseorang dari masa lalu, dan merayu untuk mem-postphone iming2 dinner yang menggiurkan dari bapak ini.

"kmaren itu purnama, kamu tahu kan.
ada rindu untukmu."

No comments: